Selain berperan sebagai regulator, Pemerintah memiliki tugas pokok dan fungsi pengayoman serta pembinaan kepada masyarakat.
salah satu implementasinya yakni seperti yang dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Kalimantan Tengah.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah, Lies Fahimah mengunjungi sejumlah pengrajin anyaman rotan yang berlokasi di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau.
peninjauan berlangsung ke empat sentra pengrajin anyaman rotan diantaranya kediaman Bpk. Slamet di kawasan OVOP (One Vilage, One Product) rotan di Kabupaten Kapuas,
serta Kelompok anyaman rotan Jawet Sama Arep di desa Gohong, Kabupaten Pulang Pisau.
"kita mendata pengrajin anyaman rotan baik individu maupun kelompok, untuk memastikan pembinaan yang tepat. misalkan pengrajin A telah didukung oleh BUMN maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan mendistribusikan bantuan serta pembinaan ke pengrajin rotan lainnya,
sehingga terjadi pemerataan kesempatan pengembangan usaha pengrajin anyaman rotan" ucap Lies Fahimah.
Slamet, pengrajin anyaman rotan di kawasan OVOP Rotan Kapuas, mengharapkan kegiatan pelatihan berkesinambungan bagi pengrajin agar dapat bersaing dengan pengrajin di bandung yang mampu mengolah anyaman rotan menjadi produk yang bernilai ekonomis lebih tinggi.
"Produk kami sering dibeli pengrajin di Kalsel, Kaltim, Bandung, Jogja, Lombok dan Bali untuk dimodifikasi menjadi barang seperti tas, sepatu serta perlengkapan rumah tangga. Semoga pelatihan yang sudah dilakukan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah dapat ditambah dan dilakukan secara intensif sehingga pengrajin rotan di Kalteng dapat bersaing" Ucap Slamet.
Produk Rotan mentah sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 35 Tahun 2011 tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan dilarang diekspor dalam bentuk mentah. kondisi ini seharusnya memacu pengrajin rotan untuk mengolah komoditas rotan menjadi produk fashion seperti baju, tas, sepatu hingga perlengkapan rumah tangga.